Diruang ini menggambarkan sejarah Cikal Bakal berdirinya Akademi Militer diawali dari tahun setelah perang kemerdekaan dan sebelum kemerdekaan Negara kesatuan Republik Indonesia. Perkembangan pembentukan Perwira setelah perang kemerdekaan yang berada dikota kota besar yang ada dipulau Jawa dan Pulau Sumatera atas Prakarsa dari Bpk Jenderal Urip Sumoharjo. Di ruang ini ada Virtual Book untuk membaca sejarah masing masing daerah yang didirikan Akademi Militer oleh para Komandan BKR tiap daerah. Terdapat tanda penghargaan Bpk Jenderal Urip sumoharja, teks Hymne Taruna dan Lagunya, Peran peran atau keterlibatan para Taruna di Medan Pertempuran yang terjadi pada saat itu dari tahun 1945 sampai dengan 1949, Diorama peristiwa Palagan Ambarawa yang terjadi saat mengusir tentara Jepang, Belanda, Sekutu dan Inggris dari 20 Oktober 1945 hingga 15 Desember 1945.
Perlu diketahui bahwa sebelum Akademi Militer berdiri ternyata ada
Akademi Militer Te Bandung yang didirikan oleh Hindia Belanda yang sebelumnya
didirikan di Nederlang Negeri Belanda sejak 1828 karena pada 1940 Belanda dikuasai oleh Jerman
sehingga dilanjutkan ke Indonesia di pulau Jawa dikota Bandung Jawa Barat. Satu
diantara alumni lulusan dari KMA Te Bandung adalah Bpk Jenderal A.H. Nasution.
Dengan berjalanya waktu setelah perang kemerdekan Indonesia selesai maka atas
prakarsa dari bpk Jenderal Urip Sumoharjo selaku kepala Staf Umum Badan
Keamanan Rakyat saat itu, untuk mendirikan Akademi Militer dimana untuk
melanjutkan Kekuatan 10 Divisi yang ada di tanah air. Dimana untuk lulusan
Taruna yang nantinya akan memimpin Divisi divisi yang ada ditanah air
terwadahi. Akademi Militer Yogjakarta inilah yang menjadi awal mula Akademi
Militer yang didirikan atas nama Bangsa Indonesia yaitu tanggal 31 Oktober 1945
satu bulan setelah Bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Bersamaan dengan itu para komandan BKR yang ada didaerah daerah juga mendirikan
Akademi Militer. Akademi Militer Yogjakarta hanya meluluskan II angkatan,
angkatan ke III tahun 1949 karena peminatnya hanya sedikit maka dititpkan di
Nederland Negeri Belanda. Dalam kurun waktu yang sama juga didirikan sekolah
sekolah di Bandung, SPGAD, PPPAD, ATEKAD dll. Tak lupa koleksi yang ada
ditengah yaitu patung Taruna Abdul Djalil, Patung Utoyo Notodirjo, Patung
Jenderal Urip Sumoharjo dan Patung Daan Mogot. Kaca yang disusun berdiri ini adalah Doktrin TNI dan koleksi Baju baju
dari SPGAD, PPPAD, ATEKAD dan sekolah Cadet Sala Tiga
Your experience on this site will be improved by allowing cookies.